Pawai ta’aruf adalah tradisi yang melibatkan masyarakat dalam menyambut santri yang telah menyelesaikan khatam Al-Qur’an. Tradisi ini tidak hanya merayakan pencapaian belajar Al-Qur’an, tetapi juga memperkuat ikatan sosial antar warga. Di beberapa daerah, pawai ini menjadi momen penting yang mencerminkan nilai komunitas dan kelompok.
Di kota Baso, Provinsi Sumatera Barat, pawai ta’aruf menjadi bagian tak terpisahkan dari setiap pelaksanaan khatam Al-Qur’an. Hui, 76 santri dari Mushala Nurul Iman Durian merayakan pencapaian mereka dengan penuh suka cita dan kebanggaan. Pertanyaannya, bagaimana tradisi ini terus dilestarikan dan mendapatkan dukungan dari masyarakat?
Tradisi Pawai Ta’aruf dalam Masyarakat
Tradisi pawai ta’aruf telah menjadi bagian integral dari budaya di daerah Baso, terutama di Nagari Simarasok. Setiap kali khatam Al-Qur’an dilaksanakan, masyarakat bersatu untuk merayakan pencapaian para santri. Pawai ini tidak hanya menjadi ajang untuk memperlihatkan keberhasilan dalam belajar, tetapi juga sebagai cara untuk mengajak masyarakat lebih dekat dengan nilai-nilai keagamaan.
Seperti yang diungkapkan oleh Surya Wendri, Pj Camat Baso, pawai ini adalah bentuk pemberitahuan kepada masyarakat bahwa para santri telah menuntaskan pelajaran membaca Al-Qur’an, termasuk 30 juz. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya pendidikan Al-Qur’an bagi generasi muda di lingkungan tersebut. Melalui pawai yang meriah, diharapkan santri mendapatkan dukungan dan apresiasi dari orang tua dan masyarakat, sehingga mereka termotivasi untuk terus belajar dan mendalami ilmu agama.
Membangun Generasi Qur’ani Melalui Pendidikan
Dalam konteks pendidikan Al-Qur’an, harapan besar disematkan kepada orang tua untuk terus memantau perkembangan anak-anak mereka. Terlebih, Surya Wendri juga mengingatkan pentingnya memasukkan kegiatan menghafal dan mendalami Al-Qur’an sebagai bagian dari praktik sehari-hari anak-anak. Ini bukan hanya sekadar tugas, tetapi menjadi bagian dari identitas mereka sebagai santri yang berkomitmen terhadap ajaran agama.
Dengan mengutamakan pendidikan Al-Qur’an yang berkelanjutan, masyarakat dapat berkontribusi dalam menciptakan generasi Qur’ani yang dapat membangun peradaban yang lebih baik. Pawai ta’aruf yang dilaksanakan selama tiga hari dengan berbagai rangkaian acara, termasuk tabligh akbar, merupakan langkah positif untuk menggalang dukungan sosial bagi santri yang baru saja khatam. Kegiatan ini juga mendemonstrasikan pentingnya kerja sama antara masyarakat, lembaga pendidikan, dan orang tua dalam penanaman nilai-nilai keagamaan.
Dengan semangat dan dedikasi, mari kita dukung usaha ini agar tidak hanya menjadi sebuah kegiatan seremonial, tetapi juga menjadi bagian dari perjalanan hidup anak-anak kita menuju pemahaman yang lebih dalam tentang agama. Generasi yang Qur’ani adalah investasi terbaik untuk masa depan.