Pemerintah Kabupaten Agam di Sumatera Barat telah mempersiapkan pembelajaran tatap muka, yang direncanakan dimulai pada awal Januari 2021. Ini adalah langkah penting dalam dunia pendidikan di tengah situasi pandemi Covid-19. Sesuai dengan prinsip kesehatan, masa belajar mengajar diharapkan dapat berlangsung dengan baik dan mendukung perkembangan peserta didik.
Dalam menghadapi tantangan ini, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Agam, Drs. Isra, M.Pd Dt. Bandaro, menjelaskan bahwa secara umum, semua sekolah di kabupaten tersebut telah siap untuk memulai kegiatan belajar mengajar secara tatap muka. Namun, penting untuk memiliki skenario yang jelas agar tidak menimbulkan kluster baru Covid-19.
Kesiapan Sekolah untuk Pembelajaran Tatap Muka
Berdasarkan Surat Keputusan Bersama 4 Menteri yang telah direvisi, pelaksanaan sekolah tatap muka menjadi salah satu prioritas dalam upaya mengembalikan proses pendidikan ke jalur normal. Pada rapat persiapan, disampaikan bahwa Gubernur Sumatera Barat, bersama dengan Forkopimda dan kepala daerah lainnya, telah melakukan koordinasi untuk memastikan bahwa pelaksanaan pembelajaran tatap muka tidak akan berisiko terhadap penyebaran Covid-19.
Pentingnya mempersiapkan sarana dan prasarana untuk pencegahan Covid-19 menjadi poin utama. Di setiap sekolah, terutama untuk tingkat PAUD, SD, dan SMP, telah disiapkan protokol kesehatan yang ketat. Selain itu, pihak sekolah juga telah mengumpulkan surat izin dari orang tua untuk melanjutkan kegiatan belajar mengajar, menunggu izin dari pemerintah daerah.
Strategi Pelaksanaan Pembelajaran yang Aman
Seluruh proses pembelajaran tatap muka diatur sedemikian rupa agar tidak terpengaruh oleh situasi Covid-19. Dalam hal ini, kepala daerah dan satuan tugas penanganan Covid-19 memiliki peranan penting dalam menilai risiko yang ada. Dengan keputusan yang tepat, diharapkan sekolah bisa berlangsung dengan aman tanpa menimbulkan kluster baru Covid-19.
Prinsip utama dalam kebijakan pendidikan selama pandemi adalah kesehatan dan keselamatan peserta didik serta guru. Selain itu, aspek psikososial dan tumbuh kembang siswa juga menjadi pertimbangan. Oleh karena itu, pelaksanaan swab test atau rapid test bagi tenaga pendidik menjadi salah satu syarat untuk melanjutkan pembelajaran tatap muka. Diskusi lebih lanjut tentang kesanggupan pelaksanaan rapid test akan dilakukan untuk memastikan setiap langkah yang diambil adalah yang terbaik untuk semua pihak.
Dengan demikian, meskipun proses pembelajaran tatap muka sangat dinantikan oleh masyarakat, penerapan protokol kesehatan yang ketat harus tetap dipatuhi. Jika situasi di sebuah daerah mengalami peningkatan yang signifikan dalam kasus Covid-19, proses pembelajaran tatap muka harus dihentikan sementara. Untuk itu, aspek kesehatan menjadi prioritas utama dalam setiap keputusan yang diambil.
Upaya-upaya yang dilakukan oleh pemerintah dan pihak sekolah di Kabupaten Agam menjadi contoh betapa pentingnya kolaborasi dalam menjaga kesehatan masyarakat. Pembelajaran tatap muka, meski penuh tantangan, diharapkan tidak hanya mampu menjaga pendidikan anak-anak, tetapi juga memberikan rasa aman dan nyaman dalam proses belajar mengajar. Melalui pendekatan yang tepat, kita semua berharap pendidikan dapat tetap berlansung secara efektif di era pandemi ini.
Jurnalis: Anto
Editor: Redaksi