BOGOR,- Pembangunan gedung, khususnya dalam hal struktur pembesian, merupakan aspek sangat krusial yang berkaitan dengan keselamatan publik. Oleh karena itu, penting untuk memastikan bahwa setiap tahapan proyek mematuhi pedoman yang telah ditetapkan, terutama ketika dananya berasal dari sumber publik.
Namun, isu yang sering kali muncul di lapangan adalah ketidaksesuaian bahan yang digunakan dalam proses pembangunan. Oleh karena itu, dalam konteks pembangunan gedung rehabilitasi beberapa ruang kelas SMPN 1 Bojonggede, ditemukan beberapa kejanggalan yang dapat menimbulkan masalah di kemudian hari.
Penggunaan Bahan yang Tidak Sesuai dalam Pembesian
Pantai di sekolah tersebut menurut pengamatan menunjukkan bahwa struktur pembesian rehabilitasi gedung tersebut diduga menggunakan bahan yang berbeda dari yang seharusnya. Misalnya, ukuran pembesian ring seharusnya menggunakan diameter 8 mm, namun hasil pengukuran menggunakan mikrometer menunjukkan ukuran yang tidak standar. Hal ini tentunya sangat berisiko bagi kekuatan struktur bangunan, yang berpotensi membahayakan keselamatan siswa dan guru yang menggunakannya.
Data dari pengukuran ini menunjukkan penyimpangan signifikan di luar toleransi yang diperbolehkan. Selain itu, dalam proses perakitannya juga terdeteksi ada ketidaksesuaian dengan gambar kerja. Kejadian ini bisa menimbulkan pertanyaan besar mengenai kualitas pengerjaan dan pengawasan yang dilakukan, terutama pada proyek yang melibatkan dana APBD.
Masalah Pengawasan dan Tanggung Jawab
Dalam wawancara dengan salah satu pengawas proyek, Yono, dia menyatakan bahwa tugasnya terbatas pada pengawasan kerja dengan menunggu instruksi lebih lanjut mengenai bahan baku dari bagian logistik tim penyedia jasa. Pernyataan ini menimbulkan kesan seolah-olah pengawasan yang dilakukan tidak maksimal, dan pengawas tidak memiliki kewenangan dalam memilih bahan yang digunakan. Hal ini menimbulkan tantangan besar bagi transparansi dan akuntabilitas dalam pelaksanaan proyek konstruksi.
Lebih lanjut, terkait pengawasan ini, ketika diberikan gambar perbandingan rakitan ring yang benar, Yono menunjukkan ketidakpahaman dalam menjelaskan sumber gambar tersebut. Hal ini mencerminkan kurangnya komunikasi dan kolaborasi antara pengawas dan pihak penyedia jasa di lapangan.
Pembangunan ini ditangani oleh penyedia jasa yang dikenal dengan nama CV. Sinar Sukses Abadi, sementara pengawas proyek berasal dari CV. Cipta Selaras. Dengan anggaran yang mencapai Rp 735.480.000,- dan pelaksanaan berlangsung dari 16 September hingga 14 Desember 2021, publik berhak menuntut transparansi dari setiap aspek proyek, termasuk pemilihan dan penggunaan bahan.
Karena rakitan ring berfungsi sebagai elemen pengikat penting antara struktur lainnya, kesalahan dalam perakitan bisa berdampak fatal pada kekuatan dan stabilitas gedung. Dengan kata lain, setiap elemen harus benar-benar sesuai dan tepat dalam perakitannya agar tidak mengakibatkan kerugian di masa depan.
“Hingga berita ini ditayangkan, kami akan terus melakukan verifikasi lebih lanjut terkait masalah ini,” tutur awak media yang terlibat dalam pengawasan proyek ini.
(B beng)