BOGOR,- Pembangunan rehabilitasi gedung SMPN 1 Bojonggede menuai kontroversi, terutama terkait dugaan ketidakcocokan antara rencana dan pelaksanaan di lapangan. Berbagai pihak mulai dari pengamat hingga wakil masyarakat melontarkan kritik terhadap kualitas pembangunan tersebut.
Menariknya, meskipun banyak laporan meragukan kualitas proyek ini, kesan berbeda tercipta saat awak media melakukan investigasi di lokasi. Pengawas pelaksana proyek, Yono, menunjukkan sikap defensif dan sinis saat ditanya oleh wartawan mengenai masalah yang beredar. Kecanggungan ini semakin menambah misteri seputar proyek tersebut.
Konsultasi Pengawas dan Tugasnya dalam Proyek
Sebagai pengawas, konsultan memiliki tugas yang sangat penting dalam memastikan proyek berjalan sesuai rencana dan standar yang telah ditetapkan. Tugas utama mereka adalah memberikan dukungan keahlian kepada pemilik proyek, dan berperan aktif dalam koordinasi serta pengendalian seluruh kegiatan teknis. Sayangnya, selama kunjungan ke lokasi, awak media tidak pernah berhasil menemui konsultan pengawas yang bertanggung jawab, Anita, yang juga tidak membalas pesan yang dikirimkan.
Keterlibatan konsultan pengawas sangat kritis, terutama untuk meminimalisasi kesalahan di lapangan. Hal ini penting agar tidak terjadi pembongkaran atau pengulangan pekerjaan yang bisa merugikan pihak-pihak yang terlibat. Dapat dimengerti jika masyarakat berharap adanya transparansi dan akuntabilitas dari semua pihak yang terlibat dalam proyek-proyek pemerintah seperti ini.
Pentingnya Pengawasan Konstruksi untuk Kualitas Pembangunan
Kualitas konstruksi sangat bergantung pada pengawasan yang baik selama proses pembangunan. Pengawasan konstruksi, atau yang sering disebut pengawasan preventif, berfungsi untuk memastikan bahwa semua pekerjaan yang dilakukan memenuhi ketentuan dan spesifikasi yang telah ditentukan. Dalam hal ini, kekhawatiran muncul ketika ditemukan bahwa beberapa elemen pondasi, yang seharusnya memiliki kekuatan tinggi, justru mengalami pemotongan yang tidak sesuai dengan standar teknis.
Hal ini dikhawatirkan dapat berdampak negatif terhadap kekuatan struktur gedung dalam jangka panjang. Selain dapat mempengaruhi daya tahan bangunan, tindakan ini berpotensi menambah biaya selama penggunaan, karena mekanisme yang lebih rumit untuk memperbaiki kesalahan yang ada pasti akan memerlukan sumber daya yang lebih banyak. Oleh karena itu, ada kebutuhan mendesak untuk melakukan sidak dan evaluasi lebih mendalam mengenai proyek tersebut.
Mengetahui semua ini, pihak terkait, termasuk Kepala Bidang Sarana Prasarana Rameni, menyatakan pentingnya investigasi lebih lanjut. Rameni, saat ditemui di ruang kerjanya, menyampaikan rencananya untuk mengadakan sidak setelah kondisi kesehatan membaik. Pernyataan ini menunjukkan bahwa ada kesadaran dan tanggung jawab untuk memperbaiki situasi, meskipun diperlukan waktu untuk merealisasikannya.
Dengan berbagai persoalan dan kekhawatiran yang muncul, sangat penting bagi semua pihak untuk berkomitmen terhadap transparansi dan akuntabilitas. Masyarakat memiliki hak untuk mendapatkan informasi yang jelas dan akurat tentang proyek yang berkaitan dengan fasilitas pendidikan dan publik. Kesalahan dalam pembangunan seperti yang terjadi di SMPN 1 Bojonggede tidak hanya merugikan anggaran daerah, tetapi juga dapat memberi dampak langsung kepada siswa dan guru yang mengandalkan fasilitas tersebut dalam proses pembelajaran sehari-hari.