BOGOR,- Mega proyek di Kabupaten Bogor tengah berlangsung di sejumlah titik dan semua masih dalam proses pengerjaan. Salah satu yang menjadi sorotan adalah proyek Pendestiran yang terletak di kawasan komplek Kedinasan Pemda di jalan Tegar Beriman. Proyek ini meliputi beberapa kegiatan penting, seperti pemasangan Box Culvert, Dinding Penahan Tanah (DPT), serta pembongkaran dan pemasangan kembali Kanstin dengan yang baru.
Pembangunan jalur Pendestiran jalan Tegar Beriman (Cibinong-Bojong Gede) menghabiskan dana sebesar Rp 63.855.000.000,- (enam puluh tiga miliar delapan ratus lima puluh lima juta rupiah) yang sumber dananya berasal dari APBD Kabupaten Bogor tahun anggaran 2021. Proyek ini dikerjakan oleh penyedia jasa tertentu dengan pengawasan dari konsultan yang telah ditunjuk, memiliki masa pelaksanaan 172 hari kalender dengan tanggal awal sesuai dengan SPMK/DPUPR, dan diduga ada kecurangan dalam pelaksanaan proyek tersebut.
Masalah pada Struktur Pondasi Proyek
Dari pengamatan yang dilakukan oleh awak media di lapangan pada Kamis, 26 Agustus 2021, ditemukan bahwa pondasi untuk pekerjaan DPT tampaknya tidak sesuai dengan Rencana Anggaran Biaya (RAB). Kejadian ini berpotensi merugikan negara dan memunculkan pertanyaan besar mengenai standar pengawasan terhadap proyek-proyek besar semacam ini.
Beberapa aspek dari pekerjaan pasangan batu belah terlihat menempel di atas tanah, yang jelas-jelas mengurangi volume kubikasi sesuai yang tercantum dalam RAB. Hal ini menimbulkan kekhawatiran mengingat proyek dengan nilai miliaran rupiah berada di kawasan penting seperti komplek Kedinasan Pemda. Sikap kontraktor yang terkesan mengabaikan semua aturan dan regulasi ini sangat mencolok dan menimbulkan kebingungan. Mengapa semangat untuk menjalankan proyek ini tampak minim?
Strategi Pengawasan dan Tanggung Jawab Kontraktor
Dalam konteks ini, tanggung jawab dari pihak kontraktor dan pengawasannya menjadi sangat krusial. Kasnan, yang merupakan humas atau pimpinan pelaksana proyek ini, ketika dihubungi oleh awak media melalui pesan WhatsApp pada Minggu, 29 Agustus 2021, hanya memberikan potongan gambar rencana tanpa penjelasan yang memadai mengenai pondasi dan teknik pengerjaan batu belah. Ia hanya menjawab dengan harapan bahwa pekerjaan tersebut masih dalam proses.
Hal yang patut dicatat adalah pentingnya pondasi dalam setiap proyek infrastruktur. Pondasi berfungsi untuk menanggung beban bangunan di atasnya, dan pasangan batu belah seharusnya diletakkan di atas pondasi yang kokoh, bukan langsung di atas tanah seperti yang terlihat dalam foto yang beredar. Ini menunjukkan adanya kesenjangan yang signifikan antara pelaksanaan di lapangan dan rencana yang telah disusun.
Sejalan dengan itu, awak media masih berupaya untuk melakukan verifikasi terhadap informasi yang beredar dan mendalami lebih lanjut tentang proyek serta pelaksanaannya. Penting bagi seluruh pihak untuk memahami bahwa akuntabilitas dalam proyek-proyek besar seperti ini tidak boleh dianggap remeh, agar dampak negatif bagi masyarakat dan negara bisa diminimalisir.
(B Beng)