www.nalarberita.id – Bandung – Silaturahim Wilayah (SILATWIL) BEM PTM ZONA III (DKI, JAWA BARAT & BANTEN) diselenggarakan di Universitas Muhammadiyah Bandung (UMB) selama tiga hari pada tanggal 10-13 Februari 2021. Kegiatan ini adalah salah satu agenda penting yang dilakukan sekali dalam setahun, dimana Hendi Presma dari STKIP Muhammadiyah Bogor terpilih sebagai Presnas BEM PTM ZONA III untuk tahun 2021-2022.
Dengan tema “Semangat Kolaborasi Pulihkan Indonesia,” acara ini dihadiri oleh 18 kampus perguruan tinggi Muhammadiyah, termasuk STKIP Muh Bogor, Universitas Muh Bandung, Universitas Muh Sukabumi, dan banyak lainnya. Keberagaman peserta ini menunjukkan komitmen untuk bersinergi demi kemajuan mahasiswa di wilayah ini.
Menggali Makna Kolaborasi di Dunia Pendidikan
Kolaborasi antar perguruan tinggi merupakan suatu bentuk sinergi yang sangat penting di era modern ini. Dalam konteks pendidikan, hal ini menciptakan peluang baru bagi mahasiswa untuk saling belajar dan berbagi pengetahuan. Melalui SILATWIL, struktur dan visi mahasiswa diharapkan dapat terintegrasi dengan baik untuk mendukung kemajuan bangsa. Menurut data, kolaborasi antar institusi pendidikan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran serta memperluas jaringan profesional lulusan.
Saya juga diperkenankan mengamati beberapa pengalaman dari kampus-kampus peserta lainnya terkait implementasi kolaborasi ini. Misalnya, Universitas Muh Bandung yang telah berhasil meluncurkan berbagai program bersama, dan tidak hanya terbatas pada bidang akademik tetapi juga kegiatan sosial dan pengabdian masyarakat. Hal ini menunjukkan bahwa kolaborasi dapat memperkuat nilai-nilai kemanusiaan di kalangan mahasiswa.
Strategi untuk Memperkuat Gerakan Mahasiswa
Dalam penutupan acara, Hendi, yang kini menjabat sebagai Presidum Nasional BEM PTM Zona III, mengajak seluruh BEM PTM untuk berkolaborasi secara lebih aktif. Rencana strategis yang diajukan mencakup penggalangan dana untuk mendukung kegiatan sosial serta peningkatan kualitas program akademik yang dapat dilaksanakan secara bersama-sama. Di samping itu, memperkuat gerakan mahasiswa dalam mengawal isu-isu kebangsaan dan primordial juga penting agar suara mahasiswa terdengar di tingkat nasional.
Dengan semangat kolaborasi ini, harapannya mahasiswa dapat lebih terlibat dalam berbagai persoalan yang dihadapi bangsa ini. Seperti yang disampaikan Hendi, “Kolaborasi bukan hanya tentang bersama, tetapi tentang saling melengkapi.” Melalui kerja sama, kita memiliki potensi yang lebih besar untuk memberikan dampak yang positif bagi masyarakat dan negara.
Penutup, kegiatan SILATWIL ini bukan hanya sekedar acara tahunan, tetapi juga merupakan wadah bagi mahasiswa untuk saling memperkuat hubungan, menambah wawasan, dan membangun kesadaran sosial yang semakin tinggi. Semoga semangat kolaborasi ini dapat terus berjalan dan berinovasi dalam menjawab tantangan yang ada di masyarakat.