Bogor – Timses Caleg DPRD Provinsi Jawa Barat Daerah Pemilihan (Dapil) VI Kabupaten Bogor melaporkan adanya masalah serius terkait penghitungan suara. Disebutkan bahwa suara caleg mereka hilang sebanyak 50 persen. Peristiwa ini terjadi pada Selasa, (20/02/2024).
Egi Ramadhan, salah satu anggota tim pemenangan, mengungkapkan rasa kerugian yang mendalam akibat pengurangan suara yang tampaknya tidak wajar. Ia mencatat bahwa penghitungan suara di situs resmi KPU menampilkan angka yang berubah secara drastis hanya dalam waktu singkat, memicu pertanyaan besar mengenai akurasi dan integritas proses pemilihan.
Masalah Penghitungan Suara dan Kecurigaan Manipulasi
www.nalarberita.id – Dalam pernyataannya, Egi Ramadhan menjelaskan bagaimana suara untuk caleg DPRD Provinsi Jawa Barat mendadak berkurang drastis. “Awalnya suara caleg saya tercatat 6.835, tetapi tidak lama kemudian angka tersebut anjlok menjadi 3.730,” ujarnya, menunjukkan adanya pengurangan sekitar 65 persen. Ini menambah kekhawatiran tim pemenangan mengenai transparansi dalam proses pemungutan suara.
Situasi ini tentu saja semakin rumit ketika Egi mencatat bahwa pengurangan suara tersebut tidak terjadi secara merata. Ia menyampaikan bahwa hilangnya suara ini hanya terjadi pada nomor urut dari 2 hingga 11, sementara nomor urut 1 hanya mengalami penurunan suara sekitar 10 persen. Hal ini menimbulkan spekulasi dan keresahan mengenai keberpihakan dalam penghitungan suara.
Upaya Penyelesaian dan Tindakan Selanjutnya
Egi tidak hanya berdiam diri menghadapi situasi ini. Ia berencana mengadukan masalah ini kepada Bawaslu dan KPU Kabupaten Bogor. “Saya ingin memastikan penyelidikan dilakukan agar kami bisa mengetahui apa yang sebenarnya terjadi dengan penghitungan suara caleg kami,” tambahnya.
Strategi yang diambil Egi menunjukkan pentingnya transparansi dan akuntabilitas dalam pelaksanaan pemilu. Ketiadaan saksi dari partai di beberapa tempat pemungutan suara menjadi salah satu faktor yang sangat disayangkan. “Kami merasa dirugikan, karena saksi penting untuk memastikan bahwa setiap suara dihitung dengan benar. Tanpa saksi, kami khawatir ada potensi manipulasi yang bisa terjadi,” ungkap Egi, menyoroti kekhawatiran yang sangat nyata dari tim pemenangan.
Dalam konteks ini, transparansi dalam proses pemungutan suara sangat penting untuk membangun kepercayaan masyarakat. Hal ini tidak hanya berdampak pada caleg terkait, tetapi juga pada integritas lembaga pemilihan secara keseluruhan. Masyarakat berhak mendapatkan informasi yang jelas dan akurat mengenai bagaimana suaranya dihitung dan diperlakukan.